Suami Perlu Tahu Istri Mudah Sekali Terbakar Cemburu
Kita juga sudah tidak asing dengan
kisah Siti Sarah yang begitu cemburu kepada Siti Hajar yang mana puncak
kecemburuan beliau adalah ketika Siti Hajar memiliki anak, Nabi Ismail.
Padahal, Siti Hajar adalah istri yang dipilihkan sendiri oleh Siti
Sarah kepada Nabi Ibrahim, bukan atas kemauan Nabi Ibrahim sendiri.
Sahabat Ummi, yang selevel Ibunda Siti
Aisyah dan Siti Sarah saja (yang tingkat keimanannya tidak diragukan
lagi) ternyata masih bisa cemburu. Apalagi yang imannya naik turun dan
ilmunya masih jaaauuuhh seperti kita ini.
Tentu bukan bermaksud untuk mencari
pembenaran, tapi setidaknya tidak perlu gengsi mengakui jika kita sedang
cemburu karena toh itu sangat normal. Yang penting cara menyikapinya.
Ketika kita mengakui dengan berani ke
diri sendiri bahwa kita sedang cemburu, langkah selanjutnya adalah
mencari solusi. Tapi setidaknya kita bisa lega karena mau mengakui.
Sebaliknya, ketika kita sok kuat dan sok tegar dengan mengelak sekuat
tenaga ketika cemburu datang, yang ada hati dan jiwa serta pikiran akan
makin sakit karena tertekan. Akui saja, tidak perlu malu. Memangnya
kenapa kalau cemburu? Toh ke suami sendiri. Yang penting masih dalam
taraf wajar, kan.
Dan untuk para suami, jagalah sikapmu
karena selogis-logisnya dan sekuat apapun itu, wanita tetaplah wanita
yang jauhh di dalam hatinya pasti akan cemburu ketika suaminya dianggap
melakukan hal tidak biasa.
Foto berdua dengan teman wanita,
terlalu akrab dengan lawan jenis, dan bersikap genit entah itu di dunia
maya atau nyata adalah beberapa penyebab seorang istri dilanda cemburu.
Bahkan sekalipun sang suami bersikap pasif, tapi kemudian diganggu oleh
wanita penggoda, jauhh di lubuk hati sang istri pastilah sangat cemburu.
Hanya saja, tipe istri dalam menyikapi rasa cemburu itu beda-beda.
Ada yang membalas dengan cara negatif.
Misal suaminya suka foto selfie dengan temannya yang cantik, maka istri
pun tidak mau kalah, dia balas juga berfoto mesra dengan teman
laki-lakinya yang ganteng.
Ada juga yang membalas dengan cara
positif, misal menyibukkan diri dengan kegiatan yang produktif agar
tidak larut dalam prasangka dan imajinasi enggak jelas, rajin
memperbaiki diri, rajin mengaji, atau serupa.
Ada yang melampiaskannya dengan
marah-marah ke suami padahal sang suami tidak melakukan kesalahan besar.
Atau, melampiaskannya ke anak bahkan tetangga, misal enggak suka banget
lihat tetangga depan rumah bahagia atau menekan anaknya agar menjadi
wanita mandiri dan berdikari serta bisa mengalahkan laki-laki.
Dan pelampiasan-pelampiasan yang lain.
Dari sekian banyak hal yang dilakukan istri tersebut akarnya sama, yakni CEMBURU.
Maka para suami, mengertilah bahwa
istri (sekuat apapun dia) tetaplah wanita normal. Dia juga bisa cemburu
walaupun tidak diperlihatkan secara frontal alias blak-blakan. Maka,
pekalah terhadap istrimu dan jagalah sikapmu serta hargai ibu dari
anak-anakmu itu. Sesungguhnya Allah sebaik-baik pembalas.
Penulis:
Miyosi Ariefiansyah alias @miyosimiyo "penghuni" www.rumahmiyosi.com adalah istri, ibu, penulis, & pembelajar.