Sahabat
Ummi, bullying tidak harus kekerasan fisik, bisa juga verbal.
Berdasarkan banyak penelitian, konon kekerasan verbal itu efeknya jauh
lebih dahsyat daripada kekerasan fisik. Meskipun bukan bermaksud
membenarkan kekerasan fisik ya.
Apa saja yang termasuk kekerasan
verbal. Bisa jadi kita pernah melakukannya secara enggak sadar. Yuk,
kita bahas beberapa di antaranya sebagai bahan untuk perbaikan diri.
1. Kamu itu beruntung
"Kamu beruntung dapat suami/istri seperti anakku,"
"Kamu bersyukur loh bisa dapet suami/istri kayak gitu,"
Jadi pasangan kita enggak beruntung gitu dapat kita? Padahal yang namanya orang menikah ya harusnya dua-duanya beruntung.
2. Dulu itu sebenarnya ...
"Dulu itu, anak saya banyak yang ngejar-ngejar. Yaa sebelum nikah sama kamu,"
"Dulu itu sebenarnya dia mau diambil mantu dokter. Yaa, sebelum menikah sama kamu,"
Emang penting membahas masa lalu. Gimana kalau dibalik
"Dulu sebenarnya saya disukai anaknya menteri, tapi gimana wong nikah sama anak ibuk, ya udahlah mau gimana lagi,"
Gimana?
Seharusnya sih kita udah bisa menalar ya tanpa harus merasakan.
3. Zaman saya dulu
"Zaman saya dulu gak ada WA, kalau zaman kamu sih enak,"
"Zaman saya dulu ..., zaman kamu ...,"
Emang setiap orang tahu dia akan lahir di zaman apa. Jangan berpikiran kerdil. Setiap zaman ada positif dan negatifnya.
4. Membandingkan
"Kok kamu enggak seperti dia sih,"
"Kalau dia sih anu ya, kamu kok gak,"
Ya iyalah wajahnya aja beda
Kalau pun ingin memberi masukan, enggak perlu membawa nama pihak ketiga kan
5. Menanyakan sesuatu yang enggak tahu jawabannya secara terus menerus tanpa jeda
"Kamu kapan punya anak? Keburu habis loh masanya,"
"Kamu kapan sih nikah? Keburu tua tau,"
"Ntar anakku dah gede-gede kamunya belom apa-apa,"
Emang yang ditanya tahu? Kalau
berusaha sih pasti ya, tapi masalah hasil kan bukan kuasa manusia.
Sebenarnya semuanya juga udah tahu itu, tapi tetap saja kepo. Ehm ...
6. Kalau bukan karena aku ...
"Kalau bukan karena aku, mana mungkin kamu bisa sukses,"
"Coba kalau gak nikah sama anakku, derajatmu mana mungkin terangkat,"
"Kalau bukan gueee ...,"
Astaghfirullah.
Bahkan daun yang gugur pun itu semua
karena izin Allah. Kalau berpikir semua karena kita, lalu apa bedanya
sama Firaun? Astaghfirullah. Na'udzubillah.
Keenam hal di atas saja sudah bisa bercabang jadi banyak hal negatif. That's why Sahabat Ummi sebelum bicara benar-benar harus dipikir dulu. Semoga kita bisa ya.
Penulis:
Miyosi Ariefiansyah alias @miyosimiyo "penghuni" www.rumahmiyosi.com adalah istri, ibu, penulis, & pembelajar.