Sungguh pelik kehidupan lelaki ini. Oleh Gubernur Mesir ‘Amr bin ‘Ash saat
itu, ia disuruh untuk jadi satu diantara pengajar al-Qur’an di Bumi Kinanah.
Keinginan sang Gubernur disepakati oleh Sayyidina’Umar bin Khaththab, lalu
lelaki berjuluk al-Muqri ini pergi dengan semangat menyebarkan dakwah Islam
berlandaskan pengetahuan al-Qur’an yang dikuasainya.
Dengan semangat penuh, sang lelaki berdakwah pada siapapun. Dengan suka
hati, dia mengajarkan Kalam-kalam Allah Ta’ala pada umat manusia.
Sayangnya, karena kekeliruan pergaulan sampai dirasuki faham yang
menyesatkan, lelaki ini digelari oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
sebagai sosok yang ‘paling celaka’.
Hal semacam ini seperti dijelaskan dalam kisah yang di sampaikan oleh Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pada sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib, “Orang
yang paling celaka dari golongan terdahulu adalah penyembelih unta Nabi
Shalih, sedangkan orang yang paling celaka
membunuhmu, wahai ‘Ali! ”
Sungguh sabda Nabi ini nyata kebenarannya. Sang lelaki berpredikat al-Muqri
ini, tidak lain adalah Abdurrahman bin Muljam. Ia menguasai al-Qur’an,
tetapi salah menafsirkan. Lantarakan kesalahannya itu, dia ikuti faham
Khawarij, adalah grup yang berasumsi hina sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib.
Atas salah tafsirnya pada al-Qur’an tersebut, al-Muqri mengambil jalan salah
dengan membunuh sang Khalifah ke-4 golongan Muslimin. Dia menikam sepupu,
sahabat, sekalian menantu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pada pagi
buta sebelumnya Subuh. Tidak lama selepas itu, sang ‘Ali menghadap pada
Allah Ta’ala sebagai seorang syuhada’.
Abdurrahman bin Muljam berpaham Khawarij memanglah sudah mati. Tetapi,
generasinya semakin banyak diakhir jaman ini. Kesesatan mereka setara dengan
Syi’ah, walau beda spesifikasi.
Bila Syi’ah terhukumi sesat lantaran mengejek Sayyidina Abu Bakar ash-
Shiddiq, Sayyidina ‘Umar bin Khaththab, dan Sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan dan
memberikan pujian pada Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib, jadi Khawarij adalah
sempalan sesat yang mengejekkan Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib sampai mereka
membunuhnya.
Jadi kita mesti siaga. Menghafal al-Qur’an yaitu keutamaan, namun jangan
sampai salah pilih guru sebagai referensi. Sebab bila salah menafsirkan arti
ayat lantas beramal dengan sesat, neraka tengah menunggu. Dia siap
menghancurkan kepongahan setiap manusia dengan siksanya.
Semoga Allah Ta’ala berikan hidayah serta keistiqamahan pada kita. Aamiin.
Wallahu a’lam.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOMEDESIGN