GAYA
hidup modern dan pola hidup yang buruk menyebabkan daya tahan tubuh
manusia lemah. Sistem pertahanan yang lemah memungkinkan bakteri atau
virus yang bertebaran di sekitar manusia menyerang tubuhnya. Untunglah
manusia memiliki jantung, paru, hati, dan ginjal sebagai bagian dari
organ dalam manusia yang menjadi unsur sistem pertahanan tubuh yang
biasa disebut dengan sistem imun. Namun, pernahkan Anda mendengar
tentang timus?
Masalah
keberadaan timus ini telah membuat para ilmuan berdebat. Selama
bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang
belum berkembang sempurna. Namun, pada tahun-tahun belakangan ini, telah
terungkap bahwa organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan kita.
Setelah
hal ini dipahami, banyak ilmuan yang mengklaim bahwa timus tidak ada
sebelumnya, dan berasal dari evolusi yang bertahap. Mereka masih tetap
mengatakan bahwa timus terbentuk melalui periode evolusi yang lebih
panjang dibandingkan banyak organ lainnya. Akan tetapi, tanpa timus,
atau tanpa timus yang telah tumbuh dan berkembang sempurna, sel-sel T –
sel yang berperang dengan bibit penyakit – tidak akan pernah belajar
mengenali musuh, dan sistem pertahanan tidak akan berfungsi.
Seseorang
tanpa sistem pertahanan tidak akan bisa hidup. Bahkan, Anda yang
sekarang sedang membaca kalimat ini adalah suatu bukti bahwa timus tidak
diciptakan melalui proses evolusi yang panjang, tetapi timus telah ada
dengan sempurna dan utuh sejak manusia pertama lahir ke dunia.
Organ
dalam ini terletak di rongga dada, bersebelahan dengan jantung. Sistem
imun menjadi senjata paling ampuh untuk melawan AIDS, kanker, dan
berbagai penyakit lainnya. Sistem imun adalah sistem tubuh yang
terpenting yang bekerja di dalam tubuh untuk memastikan Anda sehat
sepanjang waktu. Sayangnya, sebagian besar manusia mengabaikannya dan
justru malah melemahkan pertahanan tubuhnya sendiri.
Sebelum
merebaknya wabah AIDS, tidak banyak yang kita ketahui tentang sistem
imun ini. Namun, kini para pakar beramai-ramai menelitinya dan
menyimpulkan bahwa sistem imun ini menjadi senjata utama manusia melawan
penyakit. Para ahli itu menyimpulkan hal berikut:
Hanya sistem kekebalan tubuh yang mampu mengobati penyakit;
Dokter dan para medis hanya membantu sistem ini bekarja pada manusia; dan
Nutrisi dari makanan asli yang belum diolah lebih penting daripada obat dalam menguatkan sistem imun ini.
Sistem
imun yang sehat akan menjamin kehidupan yang bebas dari berbagai
penyakit. Namun, beberapa aspek kehidupan modern justru membawa manusia
pada sumber penyakit. Itulah penyebab penyakit yang berkaitan dengan
sistem imun dan masalah kesehatan lain, seperti kanker, penyakit
Alzheimer (sempat menyerang mendiang Paus Paulus II), sindrom keletihan
yang kronis, asma, diabetes mellitus, reumatik, gangguan darah, sendi
kaku, tulang keropos, dan pencernaan tak sempurna, semakin meningkat
daya jangkitnya.
Meskipun
sistem imun Anda cukup kuat untuk membunuh virus dan bakteri, ia akan
menjadi lemah karena pengonsumsian antibiotik, makanan yang tidak sehat,
operasi bedah yang tidak diperlukan, dan sebagainya.
Seseorang
ketika dilahirkan bisa jadi mengalami gangguan atas sistem imunnya.
Banyak sumber terkait memaparkan kisah ini. Seorang anak sejak lahir
memiliki “kelainan” atas sistem imun tubuhnya. Begitu lahir, anak ini
langsung ditempatkan di sebuah tenda plastik steril. Tidak ada seorang
pun yang diperbolehkan masuk. Anak itu dilarang menyentuh manusia
lainnya. Ketika tumbuh besar, dia ditempatkan di tenda plastik yang
lebih besar.
Untuk
keluar dari tendanya, si anak harus memakai seperangkat peralatan yang
dirancang khusus mirip pakaian astronot. Apa yang menghalangi anak itu
menjalani hidup normal seperti orang lain? Setelah lahir, sistem imun si
anak tersebut tidak berkembang normal. Tidak ada “pasukan bersenjata”
di tubuhnya untuk melindunginya dari musuh bibit penyakit.
Dokter
yang menangani si anak itu sadar dengan apa yang terjadi jika dia
memasuki lingkungan normal. Dia akan segera menderita pilek, penyakit
bersarang di tenggorokannya; walau diberi antibiotik dan perlakuan medis
lainnya, dia akan menderita berbagai infeksi. Perawatan medis pun akan
kehilangan fungsinya yang berakibat pada kematian anak laki-laki itu.
Setelah
beberapa waktu, dokter dan keluarganya menempatkan anak itu di sebuah
ruang yang betul-betul bebas hama yang dipersiapkan khusus di rumahnya.
Akan tetapi, semua upaya ini tidak membuahkan hasil. Di awal umur
belasan, anak itu meninggal ketika transplantasi tulang gagal dilakukan.
Keluarganya,
para dokter, staf rumah sakit tempat dia dirawat sebelumnya, serta
perusahaan farmasi, telah berusaha semampu mereka untuk memastikan anak
laki-laki tersebut bisa bertahan hidup. Walaupun segala jalan sudah
diupayakan, dan tempat tinggal anak laki-laki itu disucihamakan,
kematiannya tidak dapat dicegah.
Akhir
kisah ini memperlihatkan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk
bertahan hidup tanpa adanya sistem kekebalan yang melindungi mereka dari
mikroba. Hal ini membuktikan bahwa sistem kekebalan pastilah sudah ada
lengkap dan menyeluruh sejak manusia lahir. Tanpa sistem kekebalan atau
dengan sistem kekebalan yang tidak berfungsi, manusia akan segera
meninggal.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DEISGN