Gigi anak keropos, rasanya sudah merupakan hal yang biasa terjadi. Gigi
anak keropos biasanya berwarna cokelat hingga kehitaman, dan terkadang
malah sisa akar giginya saja.
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry, gigi anak
keropos atau berlubang merupakan penyakit yang 5 kali lebih banyak
diderita daripada asma, dan 4 kali lebih besar kejadiannya dibandingkan
dengan tingkat kejadian obesitas pada anak.
Sejak gigi susu anak tumbuh dalam mulut, yakni sekitar usia 6 bulan,
maka sejak itulah gigi tersebut berisiko terserang penyakit gigi keropos
ataupun berlubang yang disebut dengan Early Childhood Caries (EEC).
Perkembangan penyakit ini bisa berjalan cepat dan menimbulkan dampak
yang sangat mengganggu anak.
Penyebab gigi anak keropos biasanya diakibatkan karena anak sering
mengonsumsi gula. Gula yang dikonsumsi anak biasanya terdapat pada
permen, susu, jus buah-buahan dan minuman atau makanan manis lainnya.
Jika ini merupakan suatu kebiasaan, maka risiko gigi anak rusak akan
semakin besar.
Pemberian susu dalam botol sebelum tidur atau bahkan membiarkan botol
tersebut tetap menempel ketika anak tertidur merupakan suatu kebiasaan
yang menyebabkan gigi anak keropos. Tidak dapat dipungkiri, kebiasaan
ini sering kali dilakukan sebagai cara agar anak tidak rewel dan bisa
tertidur pulas. Padahal, air susu tersebut akan menggenang pada permukan
gigi sepanjang malam dan akan diolah oleh bakteri menjadi asam yang
dapat merusak permukaan gigi.
Jika sudah rusak dan keropos, gigi tersebut tidak boleh dibiarkan begitu
saja. Karena selain bisa menimbulkan infeksi dan rasa sakit, gigi anak
keropos juga bisa mengganggu anak dalam berbicara, makan, bermain,
belajar dan akan mempengaruhi kualitas kehidupannya serta kesehatannya
secara umum.
CAR,FOREX,DOMAIN,SOE,HEALTH,HOME DESIGN