Kehidupan sempurna bagi seorang perempuan adalah saat ia dapat hamil dan melahirkan seorang anak.
Berbagai program dilakukan untuk menjadikannya bukan sekedar impian.
Segala sesuatu dalam proses mengandung bisa saja terjadi tanpa permisi.
Jessica Williams, 23, dari Waterlooville, Hampshire, mengalami alergi terhadap bayinya sendiri.
Ia harus mederita beberapa masalah kesehatan sebelum melahirkan anak pertamanya, Ivy, sekarang enam bulan.
Jessica mengalami pembekuan darah dan juga morning sickness yang sangat parah.
Jessica mengatakan pada Daily Mail kalau sang bayi dalam perutnya sedang berusaha untuk membunuhnya.
Ruam muncul di malam hari dengan rasa gatal paran dan membuat perempuan muda ini tidak bisa tidur.
Kondisi Jessica ini bermula pada awal Januari 2016.
Setelah menikah dengan Dan Powell, 28 keduanya mendapat kabar bahwa Jessica hamil.
Tapi pada minggu ketujuh kehamilan, Jessica merasakan morning sickness yang luar biasa.
Ia bahkan muntah 10 kali dalam sekali dan tidak dapat merasa enak sama sekali.
Akhirnya Jessica di bawa ke rumah sakit karena mengalami dehidrasi.
Saat itu, keduanya sangat bersyukur karena sang bayi tidak terpenagruh apapun.
Dua bulan kemudian, Jessica masih bertahan dan setelah menjalani tes pada operasi GP nya, dia didiagnosis dengan flu babi.
Meskipun merasa sakit, Jessica bertekad bahwa tidak akan merusak kehamilannya.
“Pada proses scan saya di minggu ke 20, saya melakukan scan dan menemukan kalau kita akan memperoleh seorang bayi perempuan”
Seketika Jessica membeli berbagai baju dengan warna pin dan memilih kereta bayi.
Sayangnya, masalah muncul lagi pada minggu ke 28.
Saa itu ibu Jessica sangat khawatir dan membawa sang anak ke rumah sakit dnegan ambulans.
Di Rumah Sakit Queen Alexandra di Portsmouth, dokter mengatakan Jessica ia menderita pembekuan darah di paru-parunya yang dapat berakibat fatal.
“Aku akhirnya diberi oblat tablet pengencer darah karena mengalami anemia, kondisi yang biasa dialami dalam masa hamil.
Lebih buruk lagi, pada 38 minggu hamil, Jessica mengembangkan ruam merah yang marah di perutnya.
Jessica mengaku sulur melah yang aneh muncul di perutnya.
Dan seminggu kemudian menyebar ke seluruh bagian badan.
Jesicca ingat: “Aku sangat malu dan menolak untuk menunjukkan kepada siapa pun. rasa gatal tak tertahankan dan aku selalu gelisah.”
“Aku bahkan menggaruk kulitku dan menemukan banyak darah”
Dan ternyata Jessica didiagnosa mengalami etusan polimorfik kehamilan (PEP).
Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP)
Letusan polimorfik kehamilan (PEP) adalah munculnya gatal, ruam bergelombang selama tiga bulan terakhir kehamilan.
Ini biasanya terjadi pada kehamilan pertama dan bintang-bintang di perut, terutama pada stretch mark.
Meskipun sering menyebar ke bagian lain dari tubuh biasanya tidak mempengaruhi wajah.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada kehamilan kembar atau triplet dan sementara itu dikaitkan dengan perubahan hormon.
Dua minggu kemudian, pada bulan September 2016, Jessica mengalami persalinan dan melahirkan bayi Ivy, dengan berat 8LB sehat.
Jessica mengatakan kalau ruamnya menghilang saat sang suster menjahit perutnya.