Ini
Kisah nyata yang diangkat dalam sebuah artikel,dan sudah jelas yang
namnya korupsi tidak ada yang benar, pasti ujung-ujungnya malapetaka
yang didapat,kalau ga dihukum di dunia pasti diakhirat sudah menunggu
balsaannya, tapi kejadian ini tidak menunggu di akhirat tapi didunia
sudah ditampakkan oleh Allah SWT, Setelah mengalami kelumpuhan selama
dua tahun, salah satu warga desa di Pandegelang, Banten akhirnya
mengakui dosa - dosanya yang mengorupsi uang masjid.Sebut saja namanya
Asep, laki - laki yang bertugas sebagai pengurus masjid itu akhirnya
meninggal dunia sesaat setelah pengakuan dosanya.

Selama beberapa waktu ulah culas Asep memang sangat rapi dan tidak ada seorang pun yang tahu perbuatan nistanya tersebut. Tidak tanggung - tanggung, Asep menggunakan uang masjid tersebut untuk merenovasi rumahnya, memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga dan dirinya yang lain.Dan memang uang kas masjid tersebut cukup banyak dan selalu mendapatkan pemasukan tiap minggunya hingga jutaan rupiah. tapi, ternyata Asep tidak menyampaikan amanah para penderma dengan jujur, ia malah mengorupsi uang tersebut demi kepentingannya sendiri, walaupun tiap hari Jumat ia selalu membacakan laporan keuangan kepada para jamaah, tapi ia cukup lihai menyembunyikan kecurangannya.
LUMPUH TOTAL
Tapi, Allah Mahatahu dan ternyata selang beberapa waktu kemudian, Asep tiba - tiba mengalami penyakit yang cukup serius dan misterius. Walaupun tubuhnya masih tampak segar bugar dan berotot, namun Asep tiba - tiba lumpuh dan tidak bisa bergerak sedikit pun. Praktis sejak saat itu ia habiskan hari - harinya hanya terbaring di rumahnya.Padahal berbagai macam pengobatan sudah ia lakukan, namun kesembuhan tak kunjung datang juga. Ada yang aneh dari sakit Asep tersebut. Pasalnya, selama Asep sakit, ia tidak bisa melakukan apa - apa, bahkan kencing dan buang hajatnya ia lakukan di tempat tidur. Ia pun nyaris tak bisa berbicara apa - apa lagi. Hanya bunyi - bunyi yang tidak jelas keluar dari mulutnya jika ia menginginkan sesuatu.
"Ia
persis seperti anak kecil. Kencing, makan dan mandi pun dilakukan di
tempat tidurnya," tutur Farid, salah satu tetangga Asep.
Tapi anehnya, selama Asep sakit, ia selalu punya keinginan untuk pergi ke Masjid. Dan ketika keinginan itu datang, tiba - tiba Asep seperti punya tenaga untuk berjalan. Padahal biasanya dia tidak bisa bisa melakukan itu di rumahnya. Jangankan berjalan, untuk bangun dan duduk di tempat tidurnya saja Asep tak bisa melakukannya.
Namun,
ketika ia ingin ke Masjid, Asep seperti sembuh dari sakitnya. Ia pun
tetap shalat di Masjid walaupun tubuhnya masih tampak lemah. "Kalau dia
pingin ke Masjid, dia bisa jalan dan dia pun juga shalat dengan posisi
duduk di masjid, padahal tubuhnya masih berotot dan segar," ujar Farid.
Begitulah Asep menjalani hari - harinya. Namun, ketika ia sudah pulang ke rumah, ia kembali lumpuh dan tidak bisa melakukan apa - apa. Kondisi seperti itu kemudian berlanjut selama kurang lebih dua tahun lamanya. Wajahnya selalu tampak sedih dan murung, seperti dia menyimpan sesuatu dalam dirinya yang ingin diungkapkan namun sangat berat.
Hingga pada suatu ketika, Asep memanggil seluruh keluarganya dan kemudian dia punya kekuatan untuk berkata - kata dan mengakui dosa - dosanya. Asep mengakui kalau selama ini ia selalu memakai uang masjid untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan untuk merenovasi rumahnya tersebut Asep memakai uang amal Masjid.
Isak tangis keluarganya pun pecah mendengar pengakuan Asep tersebut, sehingga mereka merasa bahwa sakit yang selama ini di dera oleh Asep adalah azab dari Allah. Terlebih lagi betapa kagetnya para warga ketika mendengar pengakuan Asep, Warga pun benar - benar tidak menyangka kalau Asep sampai berbuat seperti itu.
Jelang beberapa saat kemudian, setelah mengakui dosa - dosanya, akhirnya Asep meninggal dunia di tempat pembaringannya. "Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un," Ucap warga yang mendengar berita meninggalnya Asep. Dengan berbondong - bondong, para warga pun mendatangi rumah duka untuk turut berbela sungkawa.
Dan akhirnya, pada hari itu juga, Asep dikebumikan di pemakaman terdekat yang ada di kampung tersebut. Sementara itu ketika warga mendengar tentang tingkah laku Asep yang mengorupsi uang masjid, warga merasa sakit hati, namun mereka akhirnya memaafkan Asep. dan sepeninggal Asep, keluarganya kemudian mengganti uang masjid yang selama ini telah di pakai oleh Asep.
Begitulah Asep menjalani hari - harinya. Namun, ketika ia sudah pulang ke rumah, ia kembali lumpuh dan tidak bisa melakukan apa - apa. Kondisi seperti itu kemudian berlanjut selama kurang lebih dua tahun lamanya. Wajahnya selalu tampak sedih dan murung, seperti dia menyimpan sesuatu dalam dirinya yang ingin diungkapkan namun sangat berat.
Hingga pada suatu ketika, Asep memanggil seluruh keluarganya dan kemudian dia punya kekuatan untuk berkata - kata dan mengakui dosa - dosanya. Asep mengakui kalau selama ini ia selalu memakai uang masjid untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan untuk merenovasi rumahnya tersebut Asep memakai uang amal Masjid.
MENINGGAL DUNIA
Pengakuan Asep benar - benar mengejutkan keluarganya. Karena, selama ini keluarganya tidak pernah menyangka kalau Asep berbuat demikian. Akhirnya Asep pun meminta kepada keluarganya agar dimintakan maaf kepada seluruh warga dan uang selama ini yang ia pakai juga bisa diganti.Isak tangis keluarganya pun pecah mendengar pengakuan Asep tersebut, sehingga mereka merasa bahwa sakit yang selama ini di dera oleh Asep adalah azab dari Allah. Terlebih lagi betapa kagetnya para warga ketika mendengar pengakuan Asep, Warga pun benar - benar tidak menyangka kalau Asep sampai berbuat seperti itu.
"Ya, kami percaya sama dia karena dia sudah pernah pergi haji, dan pastinya dia sudah mengerti hukum Agama, namun kami tak menyangka ia berbuat demikian," tutur Farid
Jelang beberapa saat kemudian, setelah mengakui dosa - dosanya, akhirnya Asep meninggal dunia di tempat pembaringannya. "Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un," Ucap warga yang mendengar berita meninggalnya Asep. Dengan berbondong - bondong, para warga pun mendatangi rumah duka untuk turut berbela sungkawa.
Dan akhirnya, pada hari itu juga, Asep dikebumikan di pemakaman terdekat yang ada di kampung tersebut. Sementara itu ketika warga mendengar tentang tingkah laku Asep yang mengorupsi uang masjid, warga merasa sakit hati, namun mereka akhirnya memaafkan Asep. dan sepeninggal Asep, keluarganya kemudian mengganti uang masjid yang selama ini telah di pakai oleh Asep.
Dan sudah jelas setiap perbuatan pasti ada balasannya,tidak terkecuali walau dia sesiapun, karna perbuatannya memang suadh tidak layak di beri contoh oleh masyarakat."Ya, mungkin kisah ini akan menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kita harus menyampaikan amanat dengan baik, lebih - lebih amanah umat yang dititipkan di masjid, saya berdoa semoga Asep juga diampuni dosa - dosanya," pungkas Farid.