Biasanya mengalir, kenapa berhenti? via pixabay.com
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemberi Rezeki, dan Maha Adil kepada seluruh mahlukNya. Semua sepakat akan hal itu. Allah akan mengatur rezeki tiap orang. Tetapi untungnya kita masih bisa merubah nasib itu, bila mau berusaha kita akan mendapatkan yang kita inginkan.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Q.S. Ar-Ra’d: 11.
Memaknai hal ini secara sederhana, bila kita ambil 2 sisi. Kita akan mendapatkan lebih jika berubah lebih rajin dan menaati perintah Allah serta menjauhi laranganNya. Begitu juga bila suatu umat malah berbuat kerusakan melakukan hal-hal yang dilarangNya maka otomatis rezeki pun jadi seret.
Namun, seringkali orang merasa Allah tidak adil, sebab tidak menurunkan rezekinya. Padahal, hal itu terjadi karena kesalahannya sendiri. Lantas, apa yang membuat rezeki terhenti?
Dalam Infoyunik.com dijelaskan bahwa ternyata yang dapat membuat rezeki berhenti mengalir adalah ketika seorang anak tidak pernah mendoakan kedua orang tuanya. Kok bisa?
Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim Rahimahullahu Ta’ala dalam kitab At-Tarikh dan Imam ad-Dailami dalam kitab Musnadul Firdaus yang berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika seorang anak tidak pernah mendoakan kedua orang tuanya, niscaya rezekinya akan berhenti.”
Di sini tertulis jelas, jika Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghentikan aliran rezeki kepada anak yang tidak mendoakan kedua orangtuanya. Bakti anak kepada ayah dan ibu tidak hanya dengan memberikan kebahagiaan berupa materi. Namun juga harapan yang senantiasa kita panjatkan dalam sebuah doa. Allah telah memerintahkan agar anak manusia berbakti kepada orangtuanya. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orangtua. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya.
Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya, sebagaimana keduanya telah menyayangi aku waktu kecil’,” (QS. Al-Israa’: 23-24).
Juga tertulis dalam firman-Nya di surat lain, “Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan dirinya,.” (QS. An-Nisaa’: 36).
Dari kedua ayat tersebut terlihat jelas bahwa bakti kepada orangtua menduduki posisi nomor dua setelah manusia diperintahkan berbakti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitu besar jasa mereka sehingga Allah begitu marah ketika anak-anak dari orangtua tersebut tidak berbakti meski hanya dengan mendoakannya.
Tidak butuh waktu lama untuk mendoakan mereka. Kita anak-anaknya merupakan investasi akhirat bagi mereka. Orang tua layaknya kita, mereka juga menginginkan hal yang sama seperti harapan kita terhadap anak-anak kita nantinya. Wallahu a’lam.