Beberapa Ketakutan Istri ketika Tidak Bisa Menghasilkan Uang Sendiri
“Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia,” (Nabi Muhammad SAW.)
Istri
memang tidak diwajibkan untuk bekerja meski juga tidak dilarang selama
pekerjaannya tidak bertentangan dan tentu mendapat izin dari suami.
Namun, masalah istri bekerja atau tidak sekarang ini nampaknya berada
pada titik klimaks. Banyak pihak yang menuding secara implisit bahwa
istri yang tidak bekerja dianggap sebagai sebuah beban. Coba saja hitung
jumlah wanita dan laki-laki, lebih besar mana? Bayangkan saja bila
semua wanita diberdayagunakan? Tentu akan menghasilkan sesuatu yang
positif. Begitulah kata mereka yang pro dengan istri bekerja. Dari sisi
sang istri sendiri, banyak yang mungkin tidak percaya diri karena mereka
sama sekali tidak bekerja dan menghasilkan karya.
Masalah
istri bekerja atau tidak bekerja sebenarnya tergantung dari peraturan
masing-masing keluarga. Toh setiap keluarga memang memiliki peraturan
yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi yang ada dan dijalani. Ada
suami yang tidak mengizinkan istrinya bekerja karena mereka tinggal di
lingkungan yang rawan konflik sehingga menurut suami akan lebih baik
bila sang istri tidak bekerja hingga mereka ditempatkan pada kondisi dan
tempat yang lebih aman. Dan bilapun, sang istri bekerja, mungkin rumah
dan internetlah yang dijadikan sebagai jembatan utama dalam mengais
rizki. Namun, ada pula suami yang mengizinkan istrinya bekerja karena
lingkungan kerja yang aman dan lokasi kerja yang tidak terlalu jauh.
Jadi, semuanya memang berbeda dan sudah seharusnya bila tidak disamakan.
Adapun
banyak istri yang takut ketika mereka tidak bekerja atau tidak memiliki
sesuatu yang bisa dibanggakan memiliki beberapa alasan berikut ini:
- Tidak memiliki uang “pribadi” yang benar-benar pribadi yang bisa dibelanjakan dengan bebas tanpa harus izin pada suami
Ada
banyak istri yang beranggapan bahwa mereka harus memiliki uang pribadi
yang benar-benar privasi yang tak perlu dikuasai oleh suami. Dan hal
tersebut akan bisa terwujud bila mereka bekerja sendiri.
- Takut tidak dihargai
Zaman
telah berubah. Istri yang tidak bekerja dianggap oleh masyarakat umum
sebagai istri yang tidak mandiri, walau sebenarnya tidak. Untuk itulah
banyak istri yang memilih untuk tetap bekerja. Mereka lebih merasa bebas
ketika harus menggunakan sejumlah uang. Tak perlu khawatir akan omongan
mertua, saudara, ipar, tetangga, atau orang yang lainnya karena para
istri menggunakan uang pribadinya dan bukan uang suami.
- Takut menjadi beban suami
Ada istri yang takut menjadi beban suami bila ia tak turut andil dalam bekerja.
- Masalah gengsi dan harga diri
Masalah
gengsi dan harga diri juga menjadi alasan mengapa istri begitu takut
ketika ia tidak bekerja atau menjadi seorang wanita yang mandiri
- Bosan bila tidak ada kegiatan
Sang
istri takut akan mati karena bosan bila tidak ada kegiatan. Dan salah
satu kegiatan yang menurut mereka menguntungkan adalah dengan bekerja.
Bekerja, menambah teman dan juga pemasukan.
- Malu dengan lingkungan sekitar, teman, saudara, dan kerabat lain
Hampir
sama dengan alasan-alasan pada nomor sebelumnya. Banyak istri yang
merasa malu ketika ia tidak bekerja, terlebih bila dulu ia termasuk
siswa atau mahasiswa yang berada di atas rata-rata.
Beberapa
ketakutan di atas memang dialami oleh istri yang tidak bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka jadi tidak percaya diri. Padahal sikap-sikap pesimis
semacam itu harus dibuang jauh-jauh karena bisa meracuni pikiran dan
hati. Apapun peran yang dijalani, harus dilihat dari sisi positif. Bila
ada pendapat dari orang lain yang mungkin tidak mengenakkan hati atau
bahkan menyakiti anggap saja sebagai “selingan”. Terima dengan ikhlas
dan wajar. Orang lain tak akan pernah tahu kondisi yang lainnya seperti
apa karena mereka hanya melihat sebentar saja.