Banyaknya kasus resisten obat pada epilepsi, membuat banyak orang beralih pada pengobatan alternatif, terutama herbal atau jamu. Terlebih lagi Indonesia kaya akan herbal. Nah, berikut ini herbal atau jamu antiepilepsi ramuan nenek moyang yang perlu dilestarikan.
Kedua, daun meniran ¾ genggam [60 gram], dicuci, direbus dengan air bersih tiga gelas minum [600 cc] sehingga kira-kira tersisa ¾ gelas [450 cc]. Setelah dingin, disaring, tambahkan madu murni secukupnya, lalu diminum. Lakukan 3 x sehari, rutin setiap hari, selama satu bulan.
Ketiga, rimpang dringo 1 jari [8 cm], dicuci bersih, diparut. Tambahkan 2 sendok makan [40 cc] air matang dan 1 sendok makan [20 cc] madu murni. Diperas, disaring, lalu diminum. Lakukan 2 x sehari, rutin setiap hari, selama satu bulan.
Keempat, daun kaki kuda sepertiga genggam [sekitar 30 gram], daun kumis kucing seperempat genggam [20 gram], akar simaruba satu jari [8 cm], daun meniran seperempat genggam [20 gram], rimpang temulawak satu jari [8 cm], gula batu [sebesar kemiri]. Dicuci, dipotong-potong. Direbus dengan empat gelas minum [800 cc] air bersih, hingga tersisa setengahnya [400 cc]. disaring, diamkan sesaat. Minumlah selagi hangat. Minumlah 3 x sehari @ 150 cc. Ramuan ini rutin diminum setiap hari, selama satu bulan.
Kelima, ramuan antiepilepsi dari pakar herbal Ir. Lukas Tersono Adi berikut ini ampuh pula untuk menaklukkan epilepsi.
Daun Pegagan kering 20 gr
Daun Tapak Liman kering 20 gr
Daun Dewa kering 20 gr
Direbus dengan api kecil dengan air 5 gelas menjadi 3 gelas . Diminum 3 x pagi siang dan sore.
Ramuan tambahan :
Temulawak 100 gr , diiris tipis
Kunyit 50 gr , dipotong kecil
Direbus dengan air 3 gelas menjadi 1 gelas.Diminum sehari sekali pada saat senggang.(bisa selang pagi atau sore).
Untuk anak usia kurang dari 10 tahun menggunakan seperempat [1/4] dosis dewasa..
Untuk anak 10 – 14 tahun memakai setengah [1/2] dosis dewasa.
Pilihlah salah satu dari ramuan di atas. Boleh sambil minum obat dokter. Namun bila juga minum obat dari dokter, ramuan di atas diberi jarak satu jam setelah atau sebelum minum obat dokter. Bila sudah rutin mengonsumsi ramuan di atas selama sebulan namun belum ada perbaikan, silakan berkonsultasi ke pakar herbal dan dokter. [dr. Dito Anurogo]
Profil Penulis
Dito Anurogo, dokter digital/online di detik.com. Pembelajar imunologi, herbal, jamu, tanaman obat. Memiliki sertifikasi Battra Ramuan Tingkat Pratama. Peraih ‘’Gadjah Mada Awards’’ 2015 kategori mahasiswa terinspiratif dan penulis terbaik, kontributor terbaik di website Ummi online, sertifikasi CME dari Harvard dan Oxford University, penulis lebih dari 333 artikel terpublikasi serta 18 buku [salah satunya The Art of Medicine, Gramedia, 2016, dipromosikan di Amazon.com], pembina Network–Preneur Initiative Center [NPIC], CEO/Founder Sahabat Literasi Indonesia [Indonesia Literacy Fellowship], studi S-2 Ilmu Kedokteran Dasar [IKD] Biomedis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada [FK UGM] Yogyakarta, email ditoanurogo[at]gmail[dot]com.
FOTO ILUSTRASI : GOOGLE