(1) Bagi kalangan anti-Erdogan. Jalinan
diplomatik dengan Israel, senantiasa jadi amunisi menghancurkan reputasi. Tutup
mata pada histori. Turki di masa AtTatruk terikat kesepakatan dengan Barat
(AS-UK), salah satunya keharusan berikan restu pada negara Israel di tanah
Palestina.
(2) Kesepakatan yang sama masalah Selat
Bosphorus yang perlu di buka jadi perairan internasional. Juga kesepakatan
Turki tak bisa mengeksplorasi sumber daya alam dari th. 1923 sampai 2023. 60
th. Turki tunduk pada kebutuhan komprador. Cuma di masa AKP serta kepemimpinan
Erdogan, Turki bangkit yakin diri.
(3) Turki Baru di th. 2023, jadi spirit
berbarengan bangsa Turki. Turki dengan kegagahan ekonomi, kedigjayaan militer,
kelihaian diplomasi, serta ruh jihad di kelompok rakyatnya. Turki tidak kenal
capek mewujudkan harapan terlambat dari
(5) Mengapa Qatar? Ambisi Israel Raya terang memasukkan Mekkah serta Madinah. Israel juga berkepntingan dengan laut Merah serta selat Aqabah perbatasan Saudi serta Mesir. Sesaat di Afrika. Israel meletakkan basisnya di Eriteria, yang bersebelahan dengan teluk Aden. Seolah Sultan Erdogan tengah menyeimbangi, dampak Israel di Timteng serta Afrika.
(6) Kenapa saya optimis? Sebab saya meyakini dengan analisis Syaikh Ahmad Yasin waktu wawancara dengan AlJazeera TV sebelumnya dirudal. Beliau menyatakan apa yang diyakininya kalau kehancuran Israel bakal diawali th. 2027. Untuk Syaikh Yasin. Tak ada peradaban kafir yang dapat bertahan kian lebih 100 th., dengan satu prasyarat : golongan Muslimnya bangkit melawan.
(7) Jadi. Kita mesti selalu menyiapkan diri seperti Sultan Erdogan mempersiapkannya. Mengenai yang teriak-teriak anti Yahudi namun aman dari serangan Yahudi. Pantas dicurigai. Lantaran mereka memanglah ada untuk jadi sisi suksesor tim Israel Raya