Sebagai umat beragama sudah
sepatutnya untuk tunduk dan patuh terhadap perintah Tuhan. Bagi umat
Muslim, selain menunaikan shalat lima waktu, berbagai cara lain untuk
mendapat pahala juga tak elok jika ditinggalkan. Salah satu yang
dimaksud, seperti menghafal Alquran.
Adalah Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Edi
Bastari yang mencanangkan program wajib menghafal Alquran bagi seluruh
anggotanya. Hal tersebut dilakukan agar setiap anggota dibawah
kepemimpinannya itu, mampu memberi pengaruh positif bagi masyarakat.
Program yang dilabeli nama “One Week One Ayat” ini sudah berjalan sejak
ia menjabat sebagai di kapolres di kabupaten setempat. Bahkan hal yang
dianggapnya sebagai revolusi mental ini, diakui sudah berjalan enam
bulan di Polres Simeulue sebelum kemudian dipindah ke Aceh Tenggara.
Setiap apel Senin dan Jumat, biasanya Edi
memanggil secara acak sekitar 15 anggota kepolisian untuk menghadap.
Kemudian satu per satu diperintah untuk melafalkan satu surat di dalam
Al-Quran sesuai keinginannya. Meski tetap bernama One Week One Ayat, Edi
hanya meminta dilafalkan surat pendek saja.
“Saya kan hapal surat-suratnya, jadi
anggota tidak bisa bohong, kalau tidak bisa langsung saya beri hukuman,”
ujarnya kepada Okezone, Selasa (26/7/2016).
Tiap anggota yang gagal menyebut surat
yang ditentukan, siap-siap push up beberapa saat. Ini bukan push up
biasa, melainkan push up ‘setengah tiang’. Istilah itu digunakan untuk
push up dengan kondisi tidak naik, namun juga tidak turun. Posisi
pertengahan.
Jika berhasil membacakan surat yang
diminta, kapolres satu ini tidak tanggung-tanggung memberi hadiah.
Mereka bebas memilih jam tangan cantik yang diinginkannya. Barang tentu
jam ini sudah disiapkan oleh kapolres sebelum apel.
“Bulan ini sudah sekitar 100 jam tangan
saya bagikan pada anggota yang bisa mengahafal surat pendek. Bahkan saya
pernah beri jam tangan saya sendiri. Kemarin saat apel (Senin) 15 jam
saya sediakan, tapi hanya delapan yang dapat jam, lainnya dapat hukuman
(push up). Yang tidak bisa itu saya panggil lagi saat apel berikutnya,”
jelas mantan Kapolres Simeulue itu.
Edi memiliki sebuah cita-cita mulia untuk dapat diterapkan oleh
anggotanya. Menjadi polisi teladan yang dekat dengan sang pencipta.
Baginya, persoalan ibadah nomor utama. Jika urusan Tuhan selesai, maka
siapapun enggan melakukan tindakan melanggar aturan.
Selain untuk diri sendiri, menghafal
Alquran dianggap ikut memberi efek baik di kalangan polisi maupun
masyarakat. Ia mencontohkan, kala diminta menjadi imam di sebuah desa,
tentu anggotanya itu bisa menjadi pemimpin saat shalat.
Al-Quran sendiri adalah kitab Allah yang
terakhir setelah Taurat, Zabur dan Injil. Kitab Allah itu dijadikan
sebagai petunjuk bagi sekalian alam.
“Inna shalata tanha `anil fahsya i wal
munkar,” sebut kapolres, merujuk pada petikan surat Al-Ankabut ayat 45
yang memiliki makna “Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan
mungkar”.
AKBP Edi Bastari tak tebang pilih perihal yang satu ini. Mulai dari
pangkat paling buncit hingga berpangkat perwira tetap kena ‘jatah’ untuk
diminta membacakan surat pendek pilihannya.
Bukan hanya itu, bagi anggota Polres Aceh
Tenggara yang beragama non muslim juga mendapat tugas sama. Namun bukan
menghafal ayat Al-Quran, melainkan hanya Pancasila, Tri Brata serta
beragam hafalan lain sesuai pesanan Edi.
“Hadiah dan hukumannya tetap sama, jam tangan, atau push up,” tukasnya.
Menurut Kapolres, jika seorang anggota
polri dekat dengan Sang Pencipta, diyakini akan lebih beriman serta
dapat merubah mental menjadi lebih baik. Utamanya tidak melanggar aturan
dan belaku buruk.CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN