Sejak
kecil hingga dewasa anak mesti pernah berbuat salah baik disengaja
maupun tidak terhadap orang tua. Perbuatan salah harus disusul dengan
permohonan maaf terlebih lagi terhadap orang tua sendiri. Kalau mereka
masih hidup, anak harus mendatangi mereka dan memperlakukan mereka
secara terhormat.
Kalau
pun mereka sudah tiada, tuntutan permohonan maaf tidak gugur. Anak
tetap diminta untuk memohon maaf kepada orang tua yang telah berpulang.
Demikian disebutkan Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya
Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.
ويندب
زيارة قبور لخبر "ما من أحد يمر بقبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه
إلا عرفه" ويتأكد ندب الزيارة في حق الأقارب خصوصا الأبوين، ولو كانوا
ببلد آخر غير البلد الذي هو فيه.
Ziarah
kubur dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Sholallohu alaihi
wasallam, “Tiada seorang pun melewati makam saudaranya yang selagi di
dunia saling mengenal, lalu ia mengucap salam kepadanya, niscaya ahli
kubur mengenalinya”.
Sementara
ziarah ke makam kerabat khususnya orang tua sendiri sangat dianjurkan
kendati letak makam mereka berbeda kota dengan mereka yang masih hidup.
Ziarah
kubur berikut adab-adab dan kesunahannya menurut penulis I‘anatut
Thalibin merupakan alternatif bagi mereka yang tidak sempat meminta maaf
kepada orang tua karena pelbagai hal. Abu Bakar bin Sayid MSyatho
Dimyathi dalam karyanya mengutip hadits sebagai berikut.
فقد روى الحاكم عن أبي هريرة رضي الله عنه "من زار قبر أبويه أو أحدهما في كل جمعة مرة غفر الله له وكان بارا بوالديه"
Imam
Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA. Rasulullah
Sholallohu alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja menziarahi makam kedua
orang tuanya atau salah satu dari keduanya sekali setiap Jumat, niscaya
Allah hapus dosanya. Ia pun dinilai sebagai anak berbakti kepada orang
tuanya.”
Penulis I‘anatut Thalibin mengutip hadits lainnya perihal cara berbakti sepeninggal kedua orang tua.
وروي "إن الرجل لا يموت والداه وهو عاق لهما فيدعو الله لهما من بعدهما فيكتبه الله من البارين"
Rasulullah
Sholallohu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh seseorang yang durhaka
ketika kedua orang tuanya wafat, lalu ia mendoakan keduanya selepas
keduanya berpulang, niscaya Allah akan mencatatnya sebagai anak
berbakti.”
Uraian
di atas mengisyaratkan bahwa anak diminta untuk memperlakukan kedua
orang tua secara terhormat selagi keduanya hidup. Anak diharapkan
menggunakan kesempatan emas itu untuk membaktikan diri sebelum mereka
wafat. Sedapat mungkin anak menghindar dari perilaku yang membuat
keduanya murka. Wallahu a’lam.
Bersedekahlah, lalu minta sama Allah agar pahala sedekah itu diberikan kepada almarhum orang tua.
Baca
Al Quran, zikir atau shalawat , lalu minta kepada Allah agar pahala
bacaan tersebut diberikan kepada almarhum orang tua kita, insya Allah
bermanfaat.