Sahabat
Tolongshareya, Dalam dekade sepuluh tahun terakhir, jumlah penderita
kanker prostat naik hingga sepuluh kali lipat! Data dari Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) ini
disampaikan oleh pakar urologi RSCM, Prof Dr Rainy Umbas, Ph.D., Sp.U.
“Kanker
prostat merupakan salah satu keganasan yang paling sering diderita oleh
pria di negara-negara barat. Di Asia, baru dalam sepuluh tahun terakhir
ini saja terlihat peningkatan insiden, termasuk di Indonesia,” tutur
Rainy.
Belum
diketahui penyebab pasti dari peningkatan tajam ini tapi peningkatan
angka kejadian ini membawa kanker prostat menempati urutan ketiga
penyakit kanker paling mematikan bagi pria dan penyebab utama kematian
akibat kanker pada pria di atas 74 tahun.
Pakar
onkologi medik senior dari Universitas Indonesia, Dr Aru Wisaksono
Sudoyo, Ph.D. FINASIM, menambahkan bahwa kanker juga telah banyak
melanda masyarakat menengah ke bawah secara ekonomi. “Ini terjadi karena
mereka tidak punya daya untuk menghindar dari paparan zat-zat
karsinogenik (pemicu kanker, red) pada makanan dan lain-lain,” katanya.
Tak ada gejala khusus
Sahabat
Tolongshareya, Kanker prostat ialah kanker yang menyerang kelenjar
prostat. Kanker sendiri ialah kondisi di mana sel-sel pada suatu organ
tertentu tumbuh berlebihan dan mempunyai kemampuan untuk menyebar.
Kanker prostat menyebabkan ukuran prostat membesar sehingga menghambat
fungsi organ di sekitarnya.
Sebagaimana
penyakit kanker lainnya, kanker prostat tidak menular. Kelenjar prostat
hanya dimiliki oleh pria, letaknya di dasar panggul dan berukuran
sebesar kelereng. Kelenjar ini berfungsi sebagai tempat memproduksi
nutrisi bagi sperma dan berperan saat ejakulasi.
“Meski
wanita tidak akan mengalami kanker prostat namun penting bagi wanita
untuk mengetahui perihal ini karena mempengaruhi hubungannya dengan
pasangannya,” kata Rainy yang kini menjabat sebagai President of
Indonesian Society of Urologic Uncology (ISUO).
Apa
saja gejalanya? “Kanker prostat tidak mempunyai gejala khusus. Gejala
yang timbul akibat kanker prostat sama dengan gejala yang muncul akibat
gangguan prostat yang lain, seperti radang prostat dan pembesaran
prostat jinak,” jelas Rainy.
Sahabat
Tolongshareya, Gejala-gejala tersebut antara lain, kesulitan buang air
kecil atau menahannya, terasa nyeri atau panas saat buang air kecil,
sering terbangun pada malam untuk buang air kecil, pancaran air seni
lemah dan tidak tuntas, ada darah pada air seni atau urine, sulit ereksi
atau nyeri saat ejakulasi, dan sering terasa nyeri atau kaku pada
punggung bawah, pinggul atau paha atas.
Untuk
memastikan ada tidaknya kanker prostat harus dilakukan pemeriksaan
colok dubur dan biopsi. Tidak semua kanker prostat dapat diraba dengan
pemeriksaan colok dubur, karenanya cara yang paling akurat ialah dengan
melakukan biopsi.
“Biopsi
ini tidak sakit. Dan penting untuk diingat, biopsi tidak menyebabkan
kanker semakin menyebar. Penyebaran kanker tidak disebabkan oleh
biopsi!” tegas Aru.
Biopsi
akan menentukan stadium kanker yang selanjutnya menjadi dasar
jenis-jenis pengobatan yang diambil. “Pada pasien yang mempunyai harapan
hidup lebih dari 10 tahun, akan dilakukan operasi. Bila harapan
hidupnya antara lima sampai 10 tahun, akan dilakukan radioterapi.
Sedangkan bila usia harapan hidup kurang dari lima tahun maka akan
diberikan kemoterapi,” papar Aru lagi.
Selain
operasi pengangkatan (prostatektomi), radioterapi dan kemoterapi, ada
metode pengobatan lain, yaitu terapi hormon. Terapi hormon bertujuan
menurunkan kadar hormon pria (androgen) yang memicu berkembangnya
sel-sel kanker prostat. Menurunkan kadar androgen sering kali membuat
kanker prostat mengecil atau tumbuh lebih lambat. Kanker dapat
terkontrol tapi tidak bisa sampai menyembuhkan.
Terapi
ini baru diberikan bila pasien tidak ingin dibedah atau radioterapi
atau bila kankernya sudah menjalar ke organ lain. Terapi ini juga sering
dilakukan sebelum pembedahan atau radioterapi agar ukuran kanker
mengecil.
Faktor risiko dan penghambatnya
Sahabat
Tolongshareya, Beberapa faktor risiko yang dapat memicu kanker prostat
antara lain, kadar lemak yang tinggi, kurang sinar matahari, paparan
logam berat, usia di atas 50 tahun, riwayat keluarga, dan ras. “Ras
afro-amerika tercatat sebagai ras yang paling berisiko terkena kanker
prostat,” ujar Rainy.
Adakah
faktor penghambatnya? Tentu ada. “Alhamdulillah, faktor penghambat
kanker ini mudah ditemui di Indonesia,” tambah Rainy lagi. Misalnya,
soya dan produk-produknya, teh hijau, lycopene, dan antioksidan, atau
buah-buahan.
Di
samping itu, untuk menghindari faktor risiko karena usia, penting bagi
pria berusia 50 tahun ke atas untuk melakukan pemeriksaan colok dubur
setiap tahun meskipun tidak merasakan gejala-gejala seperti yang
disebutkan di atas. Bahkan, bagi pria yang keluarganya mempunyai riwayat
kanker prostat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan colok dubur
setahun sekali mulai dari usia 40 tahun.
Sebagai
pelengkap pemeriksaan, ada baiknya Anda juga melakukan pemeriksaan PSA
(Prostate Specific Antigen). PSA ialah enzim yang dikeluarkan oleh
prostat yang berfungsi mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan
pergerakan sperma. Apabila terjadi gangguan pada kelenjar prostat kadar
PSA dalam darah akan meningkat. Jumlah kadar PSA dalam darah bisa
memberikan petunjuk ada atau tidaknya kanker pada prostat.
Pemeriksaan-pemeriksaan
ini penting bahkan untuk pasien yang sudah menjalani operasi
pengangkatan kanker. Karena, menurut Aru, 27% sampai 53% pasien yang
sudah menjalani operasi masih mempunyai peluang untuk kambuh.
Apabila
gejala-gejala yang mengarah ke kanker prostat tadi dirasa, jangan tunda
untuk berkonsultasi ke dokter. “Ini penting. Bila memang ada kanker,
bisa diketahui sejak dini dan peluang sembuh lebih besar,” ungkap Aru.
Jika
ternyata terdapat kanker, maka yang menjadi masalah bukan hanya
kankernya. Keseluruhan cara pandang si pasien pada kehidupannya akan
berubah. Ini tentu menjadi persoalan tersendiri yang dapat berdampak
pada proses penyembuhannya.
CAR,FOREX,DOAMIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN