Apa shalat wajib yang paling utama? Supaya kita dapat lakukan dengan cara berjamaah lebih semangat..
Jawab
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
أفضل الصلوات عند الله صلاة الصبح يوم الجمعة في جماعة
Shalat yang paling afdhal di segi Allah adalah shalat subuh pada hari jumat secara berjamaah. (HR. Abu Nuaim dalam al-Hilyah 7/207, serta dishahihkan al-Albani dalam Silsilah as-Shahihah, no. 11566).
Dalam kisah lain disebutkan satu diantara nilai keutamaannya, riwayat dari Abu Ubaidah bin Jarrah radhiyallahu ‘anhu,
إن أفضل الصلوات صلاة الصبح يوم الجمعة في جماعة، وما أحسب شهدها منكم إلا مغفورا له
Shalat paling utama yaitu shalat subuh di hari jumat yang dikerjakan dengan cara berjamaah. Saya mengira orang yang mengikutinya bakal diampuni dosanya.
Hanya saja hadis ini dinilai dhaif sekali. Diriwayatkan al-Bazzar dalam Musnadnya (4/106), dari Ali bin Zaid, yang dinilai beberapa ulama, Munkarul hadis.
Jagalah Shalat Jamaah
Lebih dari itu, setiap lelaki diwajibkan melindungi shalat harus berjamaah, kapanpun di manapun. Terutama shalat subuh, isya, serta asar.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَث�'قَلَ صَلاَةٍ عَلَى ال�'مُنَافِقِينَ صَلاَةُ ال�'عِشَاءِ وَصَلاَةُ ال�'فَج�'رِ وَلَو�' يَع�'لَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَو�'هُمَا وَلَو�' حَب�'وًا وَلَقَد�' هَمَم�'تُ أَن�' آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُصَلِّىَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَن�'طَلِقَ مَعِى بِرِجَالٍ مَعَهُم�' حُزَمٌ مِن�' حَطَبٍ إِلَى قَو�'مٍ لاَ يَش�'هَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَي�'هِم�' بُيُوتَهُم�' بِالنَّارِ
“Shalat yang paling
juga dengan merangkak.
Saya begitu ingin memerintahkan shalat (ditangani), lantas dikumandangkan iqomat serta kuperintahkan seorang untuk mengimami beberapa jama’ah. Disamping itu saya pergi berbarengan sebagian orang yang membawa seikat kayu bakar menuju beberapa orang yg tidak turut shalat berjama’ah serta membakar beberapa tempat tinggal mereka dengan api. ” (HR. Bukhari 644 serta Muslim 651)
Anda dapat cermati hadis diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikan ancaman begitu keras untuk lelaki yang tidak ingin turut shalat jamaah di masjid. Sampai beliau berikan ancaman ingin membakar tempat tinggalnya.
Ini bukanlah masalah sepele, bukanlah hal ringan… Melindungi shalat jamaah di masjid, itu permasalahan serius. Tak semestinya golongan muslimin yang laki-laki, meninggalkannya.
Mungkin saja ada yang berkomentar, tak ada dalam catatan histori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membakar tempat tinggal sahabatnya di Madinah. Bermakna hadis itu tak benar..
Subhanallah, cuma lantaran tidak memahami, dia mengklaim hadisnya tak benar.
Hadis ini shahih, disepakati keshahihannya.
Cuma saja, kita butuh saksikan, dalam hadis ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengemukakan gagasan serta hasrat beliau. Apakah beliau mewujudkan gagasan itu?
Jawabannya tidak. Karenanya, benar tidak ada dalam catatan histori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membakar tempat tinggal sahabatnya di Madinah. Lantaran memanglah gagasan itu tidak beliau kerjakan.
Namun sebagai konsentrasi kajian kita yaitu ancaman yang didapatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada orang yg tidak ada shalat jamaah. Yang tunjukkan keseriusan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam permasalahan shalat jamaah.
Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengurungkan gagasannya?
Bukan lantaran beliau memaafkan yang tidak ada jamaah di masjid, tetapi lantaran tempat tinggal ini, bukan sekedar hak si ayah, tappi anak-anak serta istri juga miliki hak dengannya. Sesaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau menghukum satu orang, lalu hukuman itu melebar serta orang lain terserang dampaknya.
Allahu a’alam.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN