BANYAK orang paranoid dengan gejala serangan jantung ketika merasakan
keluhan sakit di bagian dada. Keluhan seperti dada terasa
tertusuk-tusuk, misalnya, sering dianggap sebagai pertanda. Padahal,
gejala spesifik serangan jantung tidak demikian.
"Gejala serangan jantung memang khasnya nyeri dada. Tapi lebih seperti
tertekan, tertindih, atau terjepit, tapi kalau ditusuk-tusuk rasanya
tidak," ujar konsultan kardiovaskular dari RSCM, Dr Eka Ginanjar, SpPD,
KKV, dalam talkshow "Berdenyut Sampai Usia Lanjut" yang dihelat Prodia,
di FX Mall Senayan, Jakarta, Sabtu (21/5/2016).
Dokter yang senang disapa Dr EKG ini melanjutkan bahwa gejala serangan
jantung tidak hanya terasa di dada. Gejala bahkan bisa menjalar ke
lengan kiri atau kanan, leher, juga rahang, yang disertai rasa tercekik
dan sesak lebih dari 20 menit. "Jadi, kalau hanya keluhan hanya beberapa
detik itu bukan serangan jantung," tambahnya.
Gejala serangan jantung, dijelaskan Dr EKG, berawal dari sumbatan di
pembuluh darah jantung yang membuat darah tidak mengalir ke area
tertentu yang kemudian membuatnya rusak. Rusaknya jaringan di jantung
yang tidak mendapat aliran darah jika tidak tertolong akan sebabkan
kematian mendadak.
"Sumbatan pada pembuluh darah ini disebabkan arterosklerosis, yaitu
pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Tidak hanya di
jantung, sumbatan pembuluh darah bisa di mana-mana. Kalau di ginjal jadi
gagal ginjal, di jantung jadi serangan jantung, di otak jadi stroke,"
jelasnya.
Arterosklerosis sendiri secara alami bisa terjadi kapan saja selama
manusia hidup, kata Dr EKG. Namun, arteroskelerosis dapat terakumulasi
menjadi kefatalan bila seseorang memiliki beberapa faktor risiko
penebalan atau penyempitan pembuluh darah tersebut.
Faktor risiko mulai dari riwayat penyakit kardiovaskular di keluarga,
kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, resistensi insulin yang
sebabkan diabetes. Jadi, lebih baik dicegah selama kita masih sehat,
daripada setelah penyakit terjadi. Kalau sudah sakit serangan jantung
atau stroke bisa sebabkan kelumpuhan dan kematian, pesannya.
Ditambahkan Dr EKG, melakukan pengecekan kesehatan di laboratorium juga
disarankan, tidak hanya ketika gejala sudah dirasakan, tetapi juga untuk
pencegahan.
"Untuk pencegahan, apalagi kalau faktor risiko banyak, disarankan
lakukan pemeriksaan kesehatan rutin setahun sekali dengan mengecek gula
darah, kolesterol lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, dan untuk jantung
tread mill test," pungkasnya.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN