- Memasuki Museum Trowulan di Mojokerto, Jawa Timur, pengunjung akan langsung disambut papan pengumuman dilarang berfoto. Tak sampai di sana, di pintu masuk pengunjung kembali diingatkan oleh petugas untuk tak boleh sembarang memotret.
Peraturan
di Museum Trowulan terkait dengan foto memang terbilang ketat. Bukan
sembarangan, peraturan ini dibuat karena alasan khusus.
"Di
sini pengunjung dilarang memotret benda koleksi museum. Tetapi kalau adik-adik
yang masih sekolah boleh saja," ungkap Didi Hermawan, petugas Museum
Trowulan.
Menurut
Didi aturan ini diberlakukan untuk mencegah niatan buruk dari oknum tak
bertanggung jawab.
"Di
sini untungnya tak pernah ada pencurian benda koleksi seperti terjadi di museum
lain. Tetapi untuk mencegahnya kita beri aturan tak boleh memotret benda
koleksi," kata Didi.
Selain
mencegah pencurian larangan memotret benda koleksi juga dilakukan untuk
mencegah duplikasi atau peniruan terhadap koleksi benda yang mayorits
peninggalan kerajaan Majapahit.
Hanya
khusus bagi para siswa sekolah diberikan peraturan spesial oleh museum.
"Kami percaya jika adik-adik yang bersekolah memotret untuk keperluan
pembelajaran, untuk ilmu pengetahuan," kata Didi.
Koleksi
Museum Trowulan dapat disebut sebagai museum paling lengkap yang menyimpan
peninggalan Majapahit. Ruang pamer terbagi menjadi tujuh bagian yang dibedakan
berdasarkan bahan artefak. Beberapa barang koleksi dari Majapahit ini selain
memiliki nilai sejarah yang tinggi juga memiliki nilai fungsional dan seni yang
tinggi.
Kemampuan
nenek moyang dari zaman Majapahit memang patut diacungi jempol. Contohnya rumah
rakyat Majapahit. Didi menjelaskan meski berukuran kecil, rumah-rumah Majapahit
memiliki nilai fungsional yang tinggi, yakni konfigurasi bata yang dapat
menyesuaikan musim kemarau dan musim hujan.
"Kalau
musim kemarau ini akan mengalirkan udara agar membuat rumah tetap dingin. Kalau
musim hujan ini akan mengalirkan air ke sawah agar tak banjir," cerita
Didi.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN