Sepeninggal 100 orang muslim yang
hijrah ke Habasyah, Nabi Muhammad SAW dan pengikutinya terus berdakwah
di Makkah. Suatu hari, di bulan Ramadan Rasulullah pergi ke masjid Al
Haram. Di sana, sedang berkumpul para pembesar kaum Quraisy.
Tiba-tiba, Rasulullah berdiri di tengah-tengah mereka. Para pembesar Quarisy terperanjat. Mereka tak menduga Muhammad berani melakukan itu. Belum habis keterkejutan mereka, Rasulullah membuka mulutnya melantunkan surat an Najm. Ini kali pertama kaum musyrik mendengarkan ayat Alquran.

Tiba-tiba, Rasulullah berdiri di tengah-tengah mereka. Para pembesar Quarisy terperanjat. Mereka tak menduga Muhammad berani melakukan itu. Belum habis keterkejutan mereka, Rasulullah membuka mulutnya melantunkan surat an Najm. Ini kali pertama kaum musyrik mendengarkan ayat Alquran.
Dikutip dari buku buku The Great Story of Muhammad, bacaan surat
tersebut benar-benar indah, agung dan menawan tidak mampu diungkapkan
dengan kata-kata. Para pembesar Quraisy yang mendengarnya tertegun, diam
seribu bahasa. Bibir mereka kelu. Lidah mereka kaku. Kepala mereka
tertunduk. Keangkuhan mereka sirna seketika. Dinding telinga mereka yang
selama ini tertutup rapat, tiba-tiba seolah-olah terkuak lebar.
Mereka hanyut dalam irama lantunan ayat Alquran. Tanpa mereka sadari, Rasulullah telah sampai pada ayat terakhir. Bunyi ayat itu kian membuat jiwa dan hati mereka membubung tinggi ke angkasa luas tek bertepi. "Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah Dia". (QS an Najm [53]: 62).
Setelah mengucapkan ayat itu, Rasulullah kemudian bersujud. Melihat hal itu mereka pun bersujud, mencium tanah. Tidak ada seorang pun dari mereka yang mampu menahan diri untuk tidak ikut bersujud. Mereka semua bersujud bersama Nabi SAW. (HR Bukhari).
Sesaat setelah sujud, mereka mulai menyadari apa yang baru saja mereka lakukan. Mereka tidak ingin ada orang yang mengetahui kejadian tadi. Namun, peristiwa itu dengan cepat menyebar ke seantero Makkah.
Mereka pun dikecam teman-teman mereka. Untuk menjaga gengsi dan mengalihkan perhatian, orang-orang musyrik memunculkan fitnah keji. Mereka mengatakan bahwa sujud yang dilakukan saat itu adalah sujud kepada berhala. "Itulah al Gharaniq yang mulia, yang syafatnya selalu diminta," ujar mereka.
Mereka hanyut dalam irama lantunan ayat Alquran. Tanpa mereka sadari, Rasulullah telah sampai pada ayat terakhir. Bunyi ayat itu kian membuat jiwa dan hati mereka membubung tinggi ke angkasa luas tek bertepi. "Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah Dia". (QS an Najm [53]: 62).
Setelah mengucapkan ayat itu, Rasulullah kemudian bersujud. Melihat hal itu mereka pun bersujud, mencium tanah. Tidak ada seorang pun dari mereka yang mampu menahan diri untuk tidak ikut bersujud. Mereka semua bersujud bersama Nabi SAW. (HR Bukhari).
Sesaat setelah sujud, mereka mulai menyadari apa yang baru saja mereka lakukan. Mereka tidak ingin ada orang yang mengetahui kejadian tadi. Namun, peristiwa itu dengan cepat menyebar ke seantero Makkah.
Mereka pun dikecam teman-teman mereka. Untuk menjaga gengsi dan mengalihkan perhatian, orang-orang musyrik memunculkan fitnah keji. Mereka mengatakan bahwa sujud yang dilakukan saat itu adalah sujud kepada berhala. "Itulah al Gharaniq yang mulia, yang syafatnya selalu diminta," ujar mereka.
CAR,FREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DEISGN