Cantik
itu menyakitkan. Ya, sebagian wanita tak jarang rela melakukan
cara-cara ekstrim untuk mendapat kecantikan instan. Ada pula yang
memilih cara-cara alami untuk memperoleh kecantikan yang diimpikan. Tiap
budaya tertentu juga memiliki tradisi yang berbeda dari yang lain
Berikut 5 Tradisi Aneh dan Mengerikan supaya Terlihat Cantik dikutip
bergaia sumber and lihat.co.id:
1. Dipaksa Jadi Obesitas
[lihat.co.id] - Pernah
dengar tradisi leblouh? Ketika seorang gadis di Mauritania memasuki
usia menikah, dia akan dipaksa" untuk melakukan tradisi leblouh. Wanita
yang memiliki tubuh gemuk di negara itu dianggap lebih menarik di depan
lawan jenisnya. Oleh karena itu,
dalam
tradisi ini, seorang gadis dipaksa untuk menggemukkan tubuhnya dengan
makan bertumpuk-tumpuk makanan serta meminum semangkuk besar susu unta
atau susu kambing. Menurut laporan Safe World For Women,
tubuh
gemuk di Mauritania adalah simbol kecantikan, kesejahteraan, dan status
sosial yang tinggi. Akibatnya, sekitar 40 persen wanita di Mauritania
mengalami obesitas. Namun, praktik ini tentu sangat membahayakan karena
obesitas dapat memicu beragam penyakit, termasuk penyakit jantung dan
kanker.
[lihat.co.id] - Kita
tentunya sering melihat banyak orang yang menato beberapa bagian aneh
dari tubuhnya. Tetapi, tradisi satu ini pasti lebih tidak masuk akal dan
belum pernah Anda dengar, yaitu tato pada gusi. Tato gusi merupakan
tradisi cantik yang dilakukan di Afrika Barat. Uniknya, tradisi ini
bukan dengan menggambar gusi, tapi hanya dengan memberi warna hitam pada
gusi.
Tato gusi ini sendiri sangat populer di
beberapa kota dan desa kecil seperti Thies, Senegal. Para wanita
melakukan tradisi itu demi memiliki senyum yang terlihat lebih menarik.
Saya ingin punya gusi hitam agar punya senyum yang lebih indah. Ini
mungkin menjadi obsesi saya, meski sebetulnya saya takut akan
prosedurnya. Tapi, saya yakin semua akan berjalan baik-baik saja,"
ungkap Marieme, wanita asal Thies, Sinegal, yang juga tertarik untuk
melakukannya.
Menurut pengakuan beberapa
penduduk, tradisi tato gusi dapat menghilangkan bau busuk di mulut dan
merawat kesehatan gigi, sebagaimana dilansir Metropolisweb.tv (2/1).
Proses penatoan dilakukan dengan menggunakan bubuk hitam - campuran dari
minyak panas dan mentega Shea (mentega khas Afrika). Kemudian pasta
tersebut dioleskan ke seluruh gusi. Untuk mendapatkan hasil terbaik,
penato akan mengulangi prosedur tersebut bahkan hingga tujuh kali. Ini
tentu sangat menyakitkan. Berminat untuk mencobanya?
[lihat.co.id] - Tradisi
ini dilakukan oleh sejumlah wanita kelas menengah dan atas di China
sebelum abad ke-20. Sejak usia 5-8 tahun, mereka "dipaksa" untuk
mengikat empat jari kaki mereka kecuali jempol, ke bawah telapak kaki.
Kain yang digunakan untuk mengikat ini kemudian dijahit untuk mencegah
pertumbuhan keempat jari kaki tersebut dan membiarkannya menyatu dengan
telapak kaki. Pada masa itu, ukuran kaki yang kecil merupakan simbol
kecantikan bagi wanita. Bahkan, hal itu juga diyakini dapat
meningkatkan gairah seksual pria. Demi menjunjung kehormatan keluarga,
para wanita di zaman itu rela mengalami patah tulang dan infeksi selama
proses pengikatan tersebut.
[lihat.co.id] - Kayan
adalah subkelompok dari orang Karen, etnis minoritas Tibet-Burma di
Myanmar. Kayan terdiri dari beberapa kelompok, antara lain: Kayan Lahwi
(Padaung), Kayan Ka Khaung (Gekho), Kayan Lahta, Kayan Ka Ngan, Kayan
Gebar, dan Kayan Kakhi.
Pada
akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, banyak suku Kayan yang melarikan
diri ke wilayah perbatasan Thailand. Hal itu dipicu konflik rezim
militer di Myanmar. Wanita dari suku Kayan Lahwi yang hidup di Thailand
kemudian memperkenalkan tradisi ekstrem memanjangkan leher. Menurut
budaya Kayan Lahwi, wanita berleher panjang dianggap lebih menarik dan
cantik di mata lawan jenis.
Demi
kecantikan, wanita dari suku tersebut nekat melakukan hal ekstrem
dengan memasang kumparan logam pada leher. Seiring bertambahnya usia,
tulang leher akan memanjang secara alami sesuai dengan jumlah kumparan
logam yang dipasang di leher.
[lihat.co.id] - Suku
Mursi di Ethiopia memiliki konsep cantik yang berbeda dengan
beranggapan bahwa wanita berbibir lebar itu cantik. Tradisi melebarkan
bibir dikenal dengan istilah Labret. Praktik ini dilakukan dengan cara
melubangi bagian bawah bibir dan menusuknya selebar 2,5-5 cm, lalu
menaruh cakram kayu di dalamnya. Setiap dua sampai tiga minggu, cakram
lama akan diganti dengan cakram baru yang berdiameter lebih besar.
Proses ini terus dilakukan hingga diameter cakram mencapai 15-25 cm.
Tradisi ini biasa dilakukan oleh wanita suku Mursi sejak usia 13-16
tahun, atau sebelum menikah.