Salah
satu kunci kesuksesan seseorang dalam memimpin organisasi adalah
dukungan dari istri dan anak-anaknya. Orang bijak sering mengatakan, “Di
balik lelaki sukses, ada wanita hebat dibelakangnya.” Jika ada lelaki
yang menjadi pemimpin besar, motivator hebat, tokoh ternama dan
pengusaha sukses, maka pasti ada peran besar di belakangnya.
“Hai
orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu
terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka). Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghaabun:
14-15).
Menurut
Wahbah az-Zuhaili, seorang fuqaha Suriah kenamaan, yang dimaksud musuh
di sini adalah permusuhan dalam urusan akhirat, terkait sesuatu yang
tidak bermanfaat bagi kalian. Mereka menyibukkan seorang laki-laki dari
kebaikan dan amal saleh yang berguna bagi kalian di akhirat.
Maka
waspadalah agar cinta dan kasih sayang sebagai seorang suami dan ayah
kepada mereka tidak mempengaruhi ketaatan kepada Allah SWT. Kemudian
Allah menganjurkan untuk memberi maaf kepada mereka.
Beruntunglah
Irwan Prayitno Gubernur Sumatra Barat ini memiliki seorang istri yang
tangguh. Ini terbukti, istrinya mampu mendorongnya untuk sukses di
bidang yang digelutinya.
Irwan
menikah di usia muda dengan sesama aktivis dalam rangka mempercepat
dakwah Islam. Kedewasaan, dinamika kehidupan dan kesamaan pemikiran
membentuk pasangan muda ini menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia.
Sang
istri, Hj Nevi Zuairina yang lahir pada 20 September 1965. Irwan dan
Nevi memiliki 10 orang anak, yaitu Jundy Fadhlillah, Waviyatul Ahdi,
Dhiya’u Syahidah, Anwar Jundi, Atika, Ibrahim, Shohwatul Ishlah,
Farhana, Laili Tanzila dan si bungsu Taqiya Mafaza.
Kesepuluh
anaknya memiliki prestasi tersendiri. Di antaranya ada yang menjadi
juara umum di sekolahnya. Anak-anak Irwan juga semua di didik untuk
menghafal Al Quran sejak dini sehingga menjadi hafiz Quran.
Putra
pertama mereka Jundy Fadhlillah telah menyelesaikan studi MBA di Boston
Amerika, dan telah bekerja di perusahaan energi di Jakarta.
Putri
ke 2 Waviyatul Ahdi telah menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran
Gigi UI, putri ke 3 Dhiya’u Syahidah telah menyelesaikan studinya di
Institut Teknologi Bandung dan sekarang menyelesaikan S2 di Westminster
University – UK.
Putra
ke empat mereka Anwar Jundi kuliah di Institut Pertanian Bogor, Atika,
putri ke 5 kuliah di FE UI, Ibrahim kuliah di Jurusan Teknik Kimia UI,
Shohwah dan Farhana di SMA 1 Padang. Dua orang lainnya masih sekolah di
SMP dan SD.
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.”(QS. At Tahrim: 6).
Irwan
Prayitno pernah menciptkan sebuah lagu “Anakku Penyejuk Hatiku.” Lagu
ini menggambarkan betapa anak-anaknya merupakan obat pelepas lelah dalam
menjalani kehidupan yang keras sebagai seorang politisi. Sebuah
keluarga yang sempurna di bawah ridho Ilahi, rahmat dan kasih sayang
Allah swt mereka dapati, alamat badan selamat menempuh kerasnya hidup
ini.
“Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi
orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Furqan: 74).
Penulis: Zamri Yahya
Editor: Abnei)