Di Jepang banyak warga Indonesia
berprestasi internasional. Salah satunya Profesor Khoirul Anwaryang
lahir tahun 1978 di Kediri, Jawa Timur. Dialah penemu 4G
(fourth-generation technology).

Istilah ini umumnya digunakan mengacu pada standar generasi keempat dari teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G dan 2G. Sistem 4G sediakan jaringan pita lebar ultra untuk berbagai perlengkapan elektronik, seperti telepon pintar serta laptop menggunakan modem USB serta teknologi ini telah dipatenkan diJepang serta global olehnya.
" Saya ingin kembali pulang ke Indonesia tidak di Jepang. Dulu saya melamar jadi dosen ITB tetapi pas ujian masuknya saya lagi haji jadi tak bisa ikut ujian masuk dosen ITB, " kata Profesor Khoirul Anwar khusus kepada Tribunnews
Keinginan pulangnya ke Indonesia serta mendapat pekerjaan yang layak bukan karena uang.
" Kalau uang sih, rasanya sulit di Indonesia mempekerjakan saya dengan upah yang sama seperti di Jepang. Saya tak lihat ke soal duit, tetapi lihat tempat kerja yang bisa pas buat saya, dapat fokus dalam mengabdikan pengetahuan di Indonesia, misalnya bekerja di Universitas yang besar seperti ITB, " katanya.
Lulusan ITB Bandung Jurusan Tehnik Elektro lulus dengan predikat cum laude di th. 2000 ini mendapat beasiswa Panasonic Jepang untuk melanjutkan S2 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) Jepang serta lulus pada th. 2005. Selanjutnya dia mendapatkan beasiswa melanjutkan kuliah S3
dari perusahaan Jepang di universitas yang sama.
Khoirul Anwar lalu menikah dengan Sri Yayu Indriyani serta dikaruniai tiga orang putra dan seorang putri yang cantik. Sekarang ini Khoirul tinggal di Nomi, Ishikawa, tidak
Penemuannya yang dipatenkan dengan nama " transmitter and receiver " jadi aplikasi 4G itu, tak menjadikan Khoirul sombong. Dengan sederhana dia tetap berharap dapat mengembangkan ilmunya di Indonesia nanti, mengabdi pada bangsa serta negara Indonesia.
Prestasi internasionalnya di antaranya terpilih sebagai The Best Student Paper oleh Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE) di bagian Radio and Wireless Symposium 2006 (RWS2006), California, USA, January 2006. Lalu Travel Grant Award, Computer and Communications Conference Conference Award ke Massachusets Institute of Technology (MIT), tahun 2004.
" Saya cuma ingin mengajar saja di Indonesia dengan kebebasan riset juga bila dapat seperti di Jepang ini. Demikian pula saya berharap dapat bekerjasama dengan baik dengan semua orang di lingkungan saya di Indonesia nanti. Dapat diterima baik semua orang sehingga kita bisa tenang bekerja di Indonesia nantinya, " sekian harapnya.
Informasi yang dihimpun Tribunnews. com, Choirul di Jepang tidak pernah ada batas anggaran untuk proyek penelitiannya serta bebas ikut berbagai seminar di luar Jepang yang terkait dengan bidangnya. Proyek penelitiannya juga untuk pemerintah Jepang yang terikat kontrak sampai dengan 2016.
Satu anggaran penelitiannya saja bahkan bisa mencapai puluhan juta yen, mendapatkan JSPS Grant-in-Aid for Scientic Research 2011-2014 (KAKENHI KIBAN KENKYU B) untuk bidang khusus " Connect All with Turbo Codes : COATNET-2. " (Choirul sebagai Co-Investigator) dengan anggaran 20 juta yen.
CAR,FOREX,DOMAIN,SE,HEALTH,HOME DESIGN