Wartawan BBC Indonesia
Badak belum banyak di kenal anak-anak, terlebih untuk mereka yang masihlah duduk di tingkat taman kanak-kanak sampai kelas awal sekolah basic.
" Badak mmmm tidak paham, bila gajah saya tahu ", celoteh Gani, siswa taman kanak-kanak di Sekolah Alam Lampung di Bandar Lampung, Propinsi Lampung, Kamis (07/04) lantas.
Badak memanglah kalah popular di banding satwa lain seperti panda, harimau, serta gajah - yang seringkali tampak dalam komik, film sampai jadi pujaan anak-anak.
Walau sebenarnya saat ini kehadiran badak semakin terancam punah.
Badak sumatera di Kalimantan pada akhirnya mati
Jejak badak sumatera di Kalimantan
Data dari organisasi lingkungan World Wild Fund (WWF) mengatakan, jumlah badak sumatera di Indonesia kurang dari 100 ekor, sesaat badak jawa tak kian lebih 70 ekor.
samsudin
Samsudin (45) bersepeda dari Jakarta ke Jambi untuk konservasi badak
Seseorang pendongeng dari Indramayu, Samsudin, yang berumur 45 th., tergerak untuk lebih mengenalkan badak pada anak-anak. Samsudin bersepeda dari Jakarta ke Jambi, berkunjung ke kian lebih 10 sekolah, untuk mendongeng mengenai badak.
" Profil badak tak sepopuler satwa lain, hingga orang kerap lupa atau bahkan juga tak mengerti kalau kehadiran badak nyaris punah, serta mesti dijaga. Saya mesti selekasnya bergerak, jangan pernah anak-anak cuma dapat lihat badak berbentuk gambar, serta hanya jadi narasi pengantar tidur, tak dapat lihat badak yang sesungguhnya lantaran punah, " kata pria yang akrab di panggil Sam ini.
'Rumah paling akhir badak'
Samsudin mulai mengayuh sepeda tuanya pada Jumat (01/04) sampai 22 April 2016. Kayuhan sepedaontel Samsudin melewati Kota Serang, Lampung, Kota Agung, Bengkulu serta selesai di Jambi.
Tujuannya untuk menceritakan mengenai badak pada anak-anak makin kuat, waktu Samsudin tahu, Indonesia yaitu hanya satu negara didunia yang mempunyai dua type badak ; badak jawa bercula satu di Ujung Kulon serta badak sumatera di Pulau Sumatera, yang keberadaannya juga diketemukan di Kalimantan, sebagian minggu lantas.
samsudin
Samsudin mengharapkan anak-anak dapat lebih mengetahui serta menyukai badak
" Saya bersua dengan rekan-rekan yang banyak mengatasi permasalahan badak, dari mereka saya ketahui, Indonesia ini tempat tinggal paling akhir untuk badak sumatera serta badak jawa. Kita semuanya pada intinya sisi dari alam, demikian halnya badak, mereka miliki hak yang sama untuk hidup di alam ini, " tutur Samsudin pada BBC Indonesia.
Sebelumnya mengawali perjalanannya, bersepeda dari Jakarta ke Jambi, Samsudin cuma berlatih fisik sepanjang 1 minggu - dia berniat bersepeda sehari-hari sejauh 20 sampai 30 km.. Latihan yang hampir membuatnya tidak dapat jalan.
" Step awal latihan bersepeda, kaki saya kaku serta sakit semuanya, ingin jalan saja sulit sekali. Saya tak umum bersepeda, seringkali pakai kendaraan bermotor, namun saya ingin tunjukkan kalau kita harus juga menghormati alam, lewat cara melancong memakai sepeda. "
Samsudin menyebarkan pesan-pesan konservasi " Kami Sayang Badak " lewat cara mendongeng memakai wayang kardus.
Dia bikin sendiri 12 tokoh wayang kardusnya, dari kertas karton yang dicat. Semuanya wayang kardus Samsudin, mewakili sebagian tokoh yang berkaitan dengan cerita kehidupan badak di alam liar.
samsudin
Memperkenalkan badak mulai sejak awal pada anak-anak lewat dongeng
Batra, Baja...
Lakon paling utama yang dimainkan Samsudin waktu mendongeng di Sekolah Alam Lampung yaitu Batra, dengan kata lain badak sumatera. Sesaat waktu mendongeng di Serang, dia berikan nama badaknya Baja dengan kata lain badak jawa.
Cerita yang dipertunjukkan di tiap-tiap sekolah tidak sama, tetapi Samsudin tetaplah mengenalkan utamanya kehadiran badak untuk alam.
" Media yang pas untuk mengenalkan badak pada anak-anak yaitu dengan menceritakan serta memakai boneka atau wayang-wayangan. Badak itu miliki karakter menjelajah, dengan melindungi badak, jadi rimba serta keanekaragaman hayatinya juga turut terproteksi ".
" Saya mengharapkan anak-anak yang mendengar dongeng, dapat lebih menyukai badak, lantas menceritakan mengenai badak di keluarganya serta beberapa rekannya. " kata Samsudin.
Dongeng " Kami Sayang Badak " berjalan sekitaran 30 menit di Sekolah Alam Lampung.
Marcellus Adi, dokter hewan yang aktif di Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT), menilainya usaha yang dikerjakan Samsudin, bakal memberi pengetahuan anak-anak mengenai badak.
" Kita butuh beberapa orang seperti Samsudin, yang ingin segera melakukan tindakan konkret, menyebarkan info mengenai badak, serta mengajak anak-anak lebih mengetahui badak ", tuturnya.
'Punya cula'
Harapan Samsudin supaya anak-anak yang mendengar cerita dongengnya lebih mengetahui badak, berbuah manis.
Selesai Samsudin mendongeng, sebagian anak yang awal mulanya tak mengetahui badak, saat ini dapat semakin banyak menceritakan mengenai badak. Termasuk juga Gani, yang terlebih dulu tak mengetahui badak.
gani
Gani (5) mulai mengetahui badak sesudah mendengar dongeng Samsudin
" Badak itu berkaki empat, selalu... selalu... itu... itu... badak miliki.... " perkataan Gani terputus-putus sembari jarinya menunjuk ke arah hidung, lantas Gani kembali menceritakan, " miliki tanduk (Cula) ", kata bocah berumur lima th. itu.
Zafira, berusia tujuh th., miliki narasi tidak sama sesudah usai melihat dongeng Samsudin, " Badak itu ada yang bercula satu serta bercula dua, badak sukai bermain di lumpur ".
Terkecuali mendongeng, Samsudin juga membagikan buku narasi Badak Tidak Bercula (the Hornless Rhinoceros) karya Dr Robin Radcliffe.
Badak terancam punah
Kehadiran badak sumatera pernah diketemukan di rimba Kutai Barat, Kalimantan Timur. Seperti juga saudaranya di rimba Sumatera, badak di Kalimantan memiliki rambut semakin banyak di banding badak type lain didunia serta bercula dua, untuk membedakan dengan cula satu yang dipunyai badak Jawa.
Badak sumatera di Kalimantan
Penemuan badak sumatera di Kalimantan buka kesempatan diperbaikinya system konservasi supaya populasi badak tak makin alami penurunan. Tetapi, lokasi Kalimantan Timur yang selalu kehilangan habitat rimba lantaran penebangan, perkebunan serta pertambangan, juga dikira bakal begitu membahayakan populasi badak, yang sukai berdiam di dataran rendah berawa ini.
badak
Najaq, badak sumatera yang diketemukan di Kalimantan Timur, pada akhirnya mati pada Selasa (05/04) lantas.
Badak sumatera yang diketemukan di Kutai Barat, Kalimantan Timur, bernama Najaq. Sayangnya, Najaq dinyatakan mati oleh tim dokter hewan paduan dari Kementerian Lingkungan Hidup serta Kehutanan dan beragam instansi, termasuk juga World Wildlife Fund (WWF), pada Selasa (05/04) lantas.
Kematian Najaq disangka dikarenakan infeksi yang bersumber dari luka jerat di kaki kirinya.
Tim dokter hewan paduan memprediksi badak berusia 10 th. itu terlilit mulai sejak September 2015.
Keadaan Najaq dilaporkan pernah lebih baik yang diindikasikan dengan makan cukup banyak, tetapi infeksi di kakinya diperkirakan masihlah ada. Keadaan kesehatan Najaq makin alami penurunan serta pada akhirnya mati.
CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH,HOME DESIGN