Apakah anda pernah melihat atau mengalami kulit berbintik seperti kulit ayam di kulit?
Dalam dunia medis, kondisi seperti ini dikenal dengan nama Keratosis
pilaris. Yaitu kondisi di mana permukaan kulit menjadi kasar dan muncul
bentol-bentol kecil mirip jerawat. DilansirAlodokter, umumnya keratosis pilaris tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal, serta bisa berwarna putih atau merah.
Biasanya keratosis pilaris ini muncul pada kulit lengan, paha, pipi, dan
bokong. Tapi keratosis pilaris juga bisa muncul di alis, wajah, atau
kulit kepala. Jika remaja dan anak-anak mengidap keratosis pilaris, maka
mereka bisa sembuh dengan sendirinya saat beranjak dewasa.

Pada beberapa kasus, benjolan keratosis pilaris pada wajah bisa
meradang. Keratosis pilaris tidak termasuk kondisi medis serius, namun
jika sudah mengganggu penampilan, maka dianjurkan segera berkonsultasi
dengan dokter.
Gejala Keratosis Pilaris
Keratosis pilaris bisa diderita siapapun tanpa melihat usia atau jenis
kelamin, meskipun kebanyakan pengidapnya adalah anak-anak.
Beberapa tanda dan gejala umum keratosis pilaris adalah bentol-bentol
kecil berwarna merah atau putih, biasanya di lengan atas, kaki, bokong,
atau pipi, kulit di sekitar benjolan terasa kering, kasar, dan terkadang
gatal.
Kondisi kulit yang terkena keratosis pilaris seringkali memburuk saat
cuaca dingin, kelembapan rendah, dan kondisi kulit sedang kering.
Penyebab dan Faktor Risiko Keratosis Pilaris
Keratosis Pilaris terjadi akibat dari penumpukan keratin atau protein
padat yang melindungi kulit dari zat berbahaya dan infeksi. Keratin yang
menebal di permukaan kulit disebut keratosis.
Keratin akan menyumbat lubang pori dimana terdapat folikel rambut.
Sumbatan ini padat dan membuat pori-pori melebar. Jika sumbatan
terbentuk cukup banyak akan menyebabkan permukaan kulit terasa kasar dan
tidak rata atau bersisik.
Namun penyebab penumpukan keratin masih belum diketahui sampai saat ini,
tapi diduga ada hubungannya dengan penyakit turunan atau
kondisi-kondisi kulit lainnya. Beberapa kelompok masyarakat di bawah ini
memiliki risiko keratosis pilaris lebih besar dibanding yang lainnya,
yaitu:
- Usia. Anak-anak dan remaja punya risiko lebih tinggi untuk mengidap keratosis pilaris.
- Penyakit kulit lain. Keratosis pilaris lebih mudah mengenai pengidap iktiosis dan eksim.
- Jenis kelamin. Dibandingkan pria, para wanita lebih rentan terkena keratosis pilaris.
Pengobatan Keratosis Pilaris
Tidak ada satu jenis pun penanganan yang bisa menyembuhkan keratosis
pilaris, karena pada kebanyakan kasus, kondisi ini bisa sembuh dengan
sendirinya. Kebanyakan opsi penanganan hanya bertujuan untuk melunakkan
tumpukan keratin pada kulit. Beberapa jenis penanganan untuk keratosis
pilaris adalah:
- Topical exfoliants. Mengoleskan obat berbentuk krim ini untuk melembapkan kulit kering dan menyingkirkan sel kulit mati.
- Topical retinoid. Retinol merupakan turunan vitamin A, yang bekerja dalam membantu proses pergantian sel serta mencegah penyumbatan folikel rambut. Obat ini juga dalam bentuk krim atau obat oles.
- Terapi laser. Sinar laser akan ditembakkan ke bagian kulit yang terkena keratosis pilaris. Dibutuhkan beberapa sesi terapi laser agar bisa memperlihatkan efeknya pada kulit.
Pencegahan Keratosis Pilaris
Tidak ada cara mencegah keratosis pilaris, namun ada beberapa cara untuk
mengurangi risiko mengalaminya. Beberapa caranya adalah:
1. Memakai pelembap kulit yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
2. Jangan mandi terlalu lama karena aktivitas ini bisa menghilangkan minyak alami kulit Anda
3. Mandi dengan air hangat.
4. Mengeringkan kulit secara merata setelah mandi dan memakai produk pelembap kulit.
5. Gunakan sabun ringan yang disertai minyak sebagai pelembap.